Senin, 21 November 2011

Struktur Bangunan harus KUAT dan KOKOH

 Struktur Bangunan Rumah Tinggal terdiri dari : 

Struktur Utama (Fondasi, Sloof, Kolom,  Balok, Plat Lantai & Ringbalk)  
Struktur Penunjang (Tembok & Tangga)
Struktur rangka atap (kuda-kuda)





Struktur bangunan yang baik harus kuat dan aman, namun tidak boros (optimal). Untuk itu harus diperhitungkan dengan cermat.


Ingatlah urutan prioritas berikut saat membangun rumah:
1. Kuat dan Aman (perhatikan dimensi, posisi dan material struktur utama dan struktur atap)
2. Ekonomis.
3. Estetika.
Mengabaikan urutan prioritas di atas akan berbahaya dan fatal. 
Kami sering kali menemukan rumah dua lantai dengan ukuran tiang kolomnya sengaja dibuat pipih rata tembok, agar ruangan terlihat mulus, dan rata dengan dinding. Ini sangat mengabaikan prioritas no.1 di atas.

Harap diingat, Indonesia (kecuali Kalimantan) adalah wilayah rawan gempa. Walaupun getaran gempa tidak membuat rumah anda roboh, namun bila struktur utama tidak baik, maka dinding rumah mudah mengalami retak-retak.

Untuk bangunan lama/renovasi perlu memperhatikan kekuatan struktur bangunan lama. Jangan ragu untuk membongkar bangunan lama bila anda tidak yakin akan kekuatannya.



Struktur utama bertugas menopang seluruh beban bangunan, beban mati, beban hidup, dan beban dinamis, dan meneruskannya ke fondasi dan tanah keras. Karena itu struktur utama harus terbuat dari beton cor bertulang, dengan dimensi dan kekuatan yang terukur, agar bangunan kuat, namun tidak boros (over estimate).
Struktur Utama untuk rumah tinggal berupa fondasi batu kali, fondasi tapak, tiang kolom (vertical), balok/sloof (horisontal)

Struktur plat/lantai harus bertumpu dan menyatu pada balok dan rigid. Tidak boleh melendut karena beban. Karena itu dak plat harus dicor sekaligus, dan pembesian yang baik. Perhatikan juga bentang luasan dak dan bentang balok-balok penopangnya.


  Tembok/dinding adalah salah satu struktur penunjang. Tembok fungsinya hanya sebagai penyekat ruang dalam dan luar atau antara ruang dalam rumah. Karena itu tembok tidak boleh menerima beban. Tembok yang menerima beban akan cepat mengalami retak-retak, dan bisa sangat fatal bila struktur kolom dan baloknya kurang memadai.

Struktur atap harus disesuaikan dengan berat genteng dan bentang atap. Rangka atap terdiri dari kuda-kuda atap, usuk dan reng. Material rangka atap bisa dari besi, baja profil, baja ringan, beton bertulang, dan kayu. 

 Perhatikan jarak antar kuda-kuda, terutama bila menggunakan baja ringan. Untuk jenis atap pelana, kami sangat menganjurkan menggunakan kuda-kuda dari cor beton. Selain lebih kuat, ada ruang di bawah atap yang bisa dijadikan loteng (attick).




Klik Beranda pada bagian bawah blog ini, atau silahkan klik tips dari griya desain lainnya: